
loading...
Hasil riset The Alliance for Affordable Internet (A4AI) mengungkapkan, dari seluruh dunia, akses internet di negara-negara Afrika merupakan yang termahal.
Rata-rata warga di beberapa negara di Afrika harus rela mengeluarkan 7,12% dari penghasilannya, hanya untuk mengakses internet sebanyak 1GB. Bahkan, ada juga yang harus mengeluarkan hingga seperlima pendapatannya setiap bulan.
Misalnya, masyarakat di Kongo, Afrika Tengah, harus mengeluarkan 20% dari gaji mereka untuk mendapatkan akses internet 1GB. Padahal, di negara-negara lain, seperti Mesir, kuota internet yang sama cukup terjangkau, hanya seharga 0,5% dari total pendapatan. Atau di Mauritius, hanya 0,59% dari pendapatan.
Baca Juga:
Melansir dari CNN, Senin (17/2/2020), fakta ini terungkap setelah A4AI melakukan penelitian terkait keterjangkauan internet di 136 negara-negara di dunia, yang masyarakatnya memiliki penghasilan rendah dan menengah.
Negara-negara yang termasuk berpenghasilan menengah antara lain Malaysia, Kolombia, India, Jamaika, Afrika Selatan, dan Ghana. Sementara itu, negara-negara berpenghasilan rendah antara lain Nepal, Mali, Liberia, Yaman, dan Mozambik.
Menurut laporan penelitian ini, mahalnya internet di Benua Mutiara Hitam akibat pasar yang lesu dan tindakan monopoli. Untuk itu, A4AI merekomendasikan untuk dilakukannya liberalisasi pasar.
Selain itu, aliansi juga menyarankan langkah-langkah efektif untuk meningkatkan daya saing. Dengan berpindah ke pasar multioperator bisa mengurangi mahalnya akses internet di sana.
Tidak hanya itu, dalam laporan tersebut, A4AI juga mendorong adanya akses internet gratis di ruang publik, dan telencenter untuk mengisi kekosongan pasar.
Menurut aliansi, pendekatan ini diambil untuk memastikan wilayah-wilayah seperti pedesaan dan pinggiran kota, juga bisa mengakses internet dengan mudah, agar dapat merasakan manfaat ekonomi dan sosial dari teknologi ini.
(wbs)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "20 Persen Pendapatan Warga Afrika Hanya untuk Akses Internet 1GB"
Post a Comment