Berasal di Amerika, ternyata fenomena Black Friday ini juga di adopsi di banyak negara lain. Termasuk Inggris.
Darimana asal Black Friday? Nama tidak resmi itu diberikan pada hari belanja setelah Thanksgiving di AS, ketika hampir semua gerai menawarkan diskon besar untuk berbagai barang. Sehingga dianggap sebagai hari belanja terbesar dalam setahun. Tahun ini, Black Friday jatuh pada tanggal 27 November 2020 atau sehari sesudah Thanksgiving.
Normalnya, pada Black Friday toko-toko buka hingga tengah malam. Konsumen bahkan sudah mengantri dan menginap di depan toko sehari sebelumnya. Semuanya demi mendapatkan harga diskon besar-besaran.
Dan sering kali Black Friday mengakibatkan chaos atau rusuh ketika konsumen berebut barang diskon yang terbatas dan bertengkar satu sama lain.
Sejak 2006, ada tujuh kematian yang dilaporkan dan 98 cedera parah di seluruh AS pada Black Friday. BACA JUGA: Tablet Bisa Jadi Alat Bonding Orang Tua-Anak, Begini Caranya
Kenapa Disebut Black Friday? Ada dua hal. Pertama, diyakini sebagai titik ketika peritel mulai menghasilkan cuan dan beralih dari rapor “merah” menjadi “hitam”.
Kedua, sumber lain menyebut bahwa kata itu berasal dari 1960an ketika Departemen Kepolisian Philadelphia menggambarkan kekacauan yang terjadi akibat kemacetan lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan pada hari itu.
Pandemi, Toko-Toko Buka Subuh
Tahun ini, kesibukan Black Friday akan berbeda. Di Inggris, misalnya, diskon-diskon di Black Friday akan dialihkan ke online. Sama seperti Harbolnas di Indonesia. Karena banyak toko-toko selain kebutuhan vital yang masih tutup.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Black Friday, Warga Amerika Lebih Takut Gagal Beli PS5 daripada Covid-19"
Post a Comment