
SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, tetap dapat hidup pada sampel kulit manusia selama sekitar 9 jam, menurut penelitian tersebut. Sebaliknya, strain virus influenza A (IAV) tetap hidup di kulit manusia hanya selama 2 jam.
Untungnya, kedua virus pada kulit dapat dengan cepat dinonaktifkan melalui pembersih tangan. Temuan tersebut menggarisbawahi pentingnya mencuci tangan atau menggunakan pembersih untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Studi ini menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 mungkin memiliki risiko penularan kontak yang lebih tinggi (yaitu penularan dari kontak langsung) daripada IAV karena yang pertama jauh lebih stabil pada kulit manusia (daripada yang terakhir," tulis para penulis dalam makalah yang dipublikasikan secara online 3 Oktober 2020, di jurnal Clinical Infectious Diseases.
"Temuan ini mendukung hipotesis bahwa kebersihan tangan yang benar penting untuk pencegahan penyebaran SARS-CoV-2," kata para peneliti lagi.
Sebelumnya dalam pandemik, para peneliti di AS menganalisis berapa lama SARS-CoV-2 dapat bertahan di permukaan. Hasilnya, virus dapat bertahan di permukaan tembaga hingga 4 jam, di atas karton hingga 24 jam, dan di plastik serta baja tahan karat daya tahannya lebih tinggi, yakni hingga 72 jam.
Live Science melaporkan, memeriksa berapa lama virus dapat bertahan di kulit manusia lebih rumit. Anda tidak bisa begitu saja meletakkan sampel virus yang berpotensi mematikan di tangan orang.
Jadi untuk studi baru ini, para peneliti dari Kyoto Prefectural University of Medicine di Jepang, membuat model kulit menggunakan sampel kulit manusia yang diperoleh dari otopsi. Sampel dikumpulkan kira-kira satu hari setelah kematian.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harus Lebih Waspada, Virus Corona Bisa Bertahan di Kulit Selama 9 Jam"
Post a Comment