loading...
Santiko Wardoyo Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia (PT HMSI)menjelaskan sejak tahun 2010 hingga saat ini, Hino terus melakukan riset dan pengembangan produk khusus untuk biodiesel. Secara intens durability test dan emission test dilakukan didalam laboratorium agar hasil dapat di cek secara ilmiah.
" Test dilakukan Hino di Indonesia dan Jepang dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti: Balai Teknologi Termodinamika, Motor dan Propulsi (BT2MP) dulu BTMP, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), Balai Teknologi Bahan Bakar & Rekayasa Disain (BTBRD) dulu BRDST, Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pertamina, " tutur Santiko dalam keterangan persnya di Jakarta Kamis (23/1/2019).
Baca Juga:
Santiko memaparkan Hasil riset tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan spesifikasi produk Hino yang cocok menggunakan biodiesel, namun juga untuk mengembangkan spesifikasi bahan bakar biodiesel tersebut. Salah satu contoh kontribusi penelitian Hino yang diaplikasikan pada spesifikasi biodiesel yang diproduksi adalah kandungan logam.
Pada B20 tidak diatur kandungan logam, sedangkan di B30 diatur kandungan beberapa jenis logam, antara lain Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium. Adapun dampak dari kandungan logam tersebut adalah penyebab filter bahan bakar dan injector tersumbat sehingga aliran bahan bakar ke ruang bakar tidak sempurna dan performa mesin tidak optimal.
Seperti dijelaskan diatas, dalam menghadapi B30 ini, Hino melakukan dua test yaitu emission test dan durability test baik itu untuk mesin yang saat ini digunakan Euro 2 dan juga mesin yang akan digunakan pada tahun 2021 Euro 4.
Uji mesin Hino dilakukan di laboratorium dengan kondisi beban dan daya maksimum pada putaran mesin 2500 rpm, selama 400 jam atau setara dengan 40.000 km pada pemakaian maksimum yang menggambarkan kondisi kendaraan dipacu dalam kondisi ekstrim melebihi dari keadaan sesungguhnya dilapangan atau pengoperasian aktual kendaraan sehari-hari. Sehingga didapatkan hasil atau rekomendasi terkait penyesuaian karakteristik mesin dan kendaraan Hino yang tepat, karena kami sangat menaruh perhatian terhadap kelancaran bisnis konsumen.
Hino melakukan pengujian di laboratorium karena semua parameter mesin dapat diuji secara ilmiah sehingga didapat hasil yang lebih akurat. Parameter mesin yang diuji antara lain; daya, torsi, konsumsi bbm dan dampak terhadap komponen.
" Berdasarkan hasil uji tersebut, Hino sudah melakukan penyesuaian spesifikasi kendaraan yang sesuai dengan karakteristik bahan bakar Biodiesel sehingga potensi terhadap dampak atau pengaruh yang timbul pada saat penggunaan Biodiesel termasuk B30 dapat diminimalisir agar kedepannya operasional bisnis customer tidak mengalami gangguan.
Perubahan spesifikasi kendaraan Hino dilakukan untuk unit kendaraan dengan tahun produksi vehicle identification number (VIN) 2020 yaitu pada bagian ukuran fuel filter yang dibuat lebih besar sehingga filter tetap dapat bertahan 10.000 km sesuai dengan yang saat ini digunakan untuk B20. Selain itu fuel tank dilapisi dengan alumunium platting coated untuk mencegah terjadinya karat, fuel sender gauge dan piping juga dilapisi dengan Nickel platting coated untuk memberikan daya tahan yang lebih kuat terhadap zat asam yang dihasilkan oleh fame B30. Tidak hanya itu untuk material yang berbahan karet, seperti Hose sudah menggunakan material fluorubber agar tahan terhadap sifat – sifat dasar dari biodiesel yang menghasilkan
(wbs)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hino Siap Hadapi Penerapan Program B30 di Indonesia"
Post a Comment