loading...
Kejadian ini pun membuat banyak kelompok trader yang menuntut tingkat transparansi yang lebih baik. Trader di Indonesia PUN mulai mendaftarkan diri pada platform GICTrade.io yang dibangun oleh Global Investa Capital (GIC).
Platform GIC memanfaatkan teknologi blockchain untuk menyediakan transparansi kepada para penggunanya. Perusahaan yang berbasis di Singapura dan memiliki mitra lokal berlisensi ini tengah menjadi magnet bagi para trader lantaran adanya transparansi.
Ditambah GIC juga menawarkan aktivitas trading tanpa swap, tanpa komisi, dan spread yang rendah. Kunci menarik GIC lainnya adalah opsi di mana trader dapat dengan mudah berganti posisi menjadi marketmaker. Hal ini memberikan peluang baru bagi para pengguna untuk mendapatkan keuntungan dalam trading.
Secara tradisional, untuk menjadi marketmaker seseorang harus mendirikan sebuah perusahaan yang taat dengan beberapa persyaratan sulit. Dan tentunya mendapatkan persetujuan legal dari pemerintah.
Hal ini membatasi mayoritas pengguna. Solusi terobosan yang ditawarkan GIC juga membuka opsi bagi para trader di platform-nya.
Peter Tandean, CEO Global Investa Capital (GIC) melihat teknologi blockchain akan membawa revolusi pada industri pasar forex berjangka. Sama seperti dengan adanya internet, para trader dapat melakukan trading secara langsung dan instan melalui ponsel mereka.
“Dengan transparansi yang ditawarkan teknologi blockchain, masalah-masalah seperti slippage, margin calls, dan spread besar dapat dieliminasi untuk membuat platform trading yang adil dan terpercaya bagi para trader. Dan juga membuka bisnis model terobosan baru seperti kami,” kata Peter saat menggelar roadshow GIC di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Dikatakannya, banyak trader yang tidak secara penuh menyadari bahwa swap dan spread memiliki dampak yang signifikan terhadap profit yang bisa dihasilkan. “Solusi yang ditawarkan GIC sangat menarik karena transparansinya dan juga sekarang saya bisa berganti menjadi marketmaker ketika keadaan pasar lebih menguntungkan saat menjadi marketmaker,” ucap seorang trader yang hadir di acara tersebut.
Antusiasme juga ditunjukkan oleh beberapa pemimpin industri forex. GIC baru-baru ini mengumumkan bahwa Stephanus Paulus Lumintang, Presiden Jakarta Forex Exchange (JFX) telah bergabung bersama tim sebagai penasihat.
Sekadar informasi, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi telah melarang 72 situs forex untuk beroperasi. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki lisensi.
(mim)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Teknologi Blockchain Menjawab Transparansi Pasar Forex"
Post a Comment