Para peneliti memanfaatkan protein penanda biologis yang terkandung dalam cairan interstisial. Cairan ini akan bekerja dengan mengelilingi sel kulit.
Cairan interstisial mengandung banyak penanda biologis dari berbagai penyakit, salah satunya adalah malaria. Pengujian biologisnya juga dapat dilakukan dengan cepat karena tidak membutuhkan tenaga medis.
Baca juga : SpaceX Uji Coba Internet Starlink, Kecepatannya Melampaui 160 Mbps
Insinyur di Universitas Rice, Peter Lillehoj, mengatakan bahwa teknologi ini diprogram untuk masa sekali pakai. Tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk mendeteksi Covid-19 nantinya.
"Kami fokus mendeteksi malaria. Namun, kami juga dapat mengadaptasi teknologi ini untuk mendeteksi penyakit lain yang penandanya muncul dalam cairan interstisial," kata Lillehoj, dikutip dari Technology.
Alat tes mandiri yang menyerupai perban ini merupakan hasil pengembangan Lillehoj dan Xue Jiang, peneliti di Universitas Rice. Teknologi buatan mereka mampu memberikan hasil dalam waktu 20 menit dan tanpa peralatan tambahan.
Teknologi ini memiliki 16 jarum mikro berongga dalam susunan 4x4 di satu sisi. Sedangkan, disisi lainnya ditambahkan dengan strip uji aliran berbasis antibodi.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ilmuwan Kembangkan Alat Tes Malaria Sederhana dan Murah"
Post a Comment