Menurut pengalaman Jemmy Firdaus, mengendarai chassis bus seperti itu rasanya seperti mengendarai gokart raksasa. ”Kita menggunakan jaket dan helm untuk mengendari mobil tanpa bodi. Rasanya memang aneh sekali,” ujar pria yang sudah 11 tahun menjadi pengemudi bus itu.
Jemmy mengatakan, dengan kondisi tanpa atap dan bodi mobil itu, ia merasakan torsi dan tenaga berlebih. ”Andai saja treknya berupa sirkuit, mungkin saya tidak akan bosan melahap ratusan putaran dengan kecepatan tinggi,” ujarnya.

Pengemudi wajib mengenakan helm, sabuk pengaman, serta kecepatan dibawah 60 km per jam. Foto: dok. Busnesia.
Namun, karena mengendarainya di jalan raya dan bukan untuk bersenang-senang, Jemmy melanjutkan, khayalan itu harus dibuang jauh-jauh.
Faktanya, menurut Jemmy mengendarai chassis bus sama sekali tidak enak. ”Start dari gigi 3 atau 4 masih terasa ringan. Sedikit saja kaki menekan pedal rem, pakemnya sudah terasa,” ungkapnya.
”Bantingan suspensi terasa keras dan chassis sangat lentur. Lumayan bikin sakit pinggang. Terpaan angin, sengatan panas dan guyuran hujan sama dirasakan seperti pengendara motor. Kalau bukan karena tugas, saya sih lebih milih nyetir bus yang sudah jadi,” ujar pria yang 24 tahun berprofesi sebagai sopir itu tertawa.
Tapi, mengapa sering terlihat di jalan orang mengendarai sasis bus?
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengemudikan Bus Tanpa Karoseri, Rasanya Seperti Nyetir Gokart Raksasa!"
Post a Comment