
loading...
Kadang-kadang matanya terlihat antusias, kadang-kadang juga terlihat bingung. Namun, dia tidak pernah sekalipun kehilangan semangat memperhatikan semua motor yang berkompetisi di ajang Suryanation Motorland 2019 edisi Makassar itu. “Saya sudah berkali-kali jadi juri di Suryanation. Saya selalu antusias melihat karya anak-anak Indonesia,” ucap Kaichiroh.
Meski namanya sudah terkenal di pentas motor kustom internasional, tidak sekali pun Kaichiroh menganggap enteng karya anak-anak Indonesia. Dia bercerita pada 2017 pernah bekerja sama dengan dua builder asal Indonesia, yakni Lulut Wahyudi dari Yogyakarta dan M Yusuf Adib dari Purwokerto.
Baca Juga:
Ketiganya kerja bareng membuat motor bernama Trident, sebuah motor dengan mesin W pertama di dunia. Menariknya, motor itu kemudian berhasil mendapatkan penghargaan khusus di ajang Motobike Expo 2018 Verona, Italia. Ini merupakan tanda bahwa karya anak Indonesia memang pantas bersaing di level dunia. Kenangan yang sama terulang saat Kaichiroh kembali lagi jadi juri tamu di Makassar.
Dia melihat anak-anak muda Makassar berpotensi memiliki karya level dunia. “Setiap tahun memang terus meningkat kemampuannya. Yang perlu mereka lakukan adalah memperkaya informasi lagi. Jangan merasa sudah lebih baik,” ucapnya. Keinginan untuk membawa kustom culture Indonesia ke panggung dunia memang sudah sejak lama jadi impian Suryanation Motorland .
Setiap tahun mereka tidak pernah absen menjadi saluran kreatif anak-anak muda Indonesia. Mereka juga tidak bosan-bosannya membawa para pemenang Suryanation Motorland ke berbagai negara di dunia guna membuka wawasan. Mereka pernah membawa para pemenang ke ajang Mooneyes yang ada di Yokohama, Jepang, Motobike Expo di Verona, Italia, dan Custombike Show di Jerman.
“Kali ini kita akan membawa pemenang Suryanation ke Amerika,” ucap Rizki Dwianto, Suryanation Motorland Committee. Dia melanjutkan, dengan kunjungan itu, selain meningkatkan rasa percaya diri, para builder Indonesia bisa mendapatkan inspirasi. Nyatanya apa yang diharapkan oleh Suryanation terbukti saat kolaborasi Abdul Syahril dan Ari Supriyanto berhasil menjadi pemenang Suryanation Motorland 2019 edisi Makassar.
Siapa nyana pertemuan Abdul Syahril dan Ari Supriyanto terjadi saat keduanya dibawa oleh Suryanation ke Verona pada 2018. “Dari situ kami berdua punya inspirasi yang sama. Kami kemudian mencoba untuk membuat motor bareng dan enggak nyangka ternyata hasilnya menjadi pemenang,” ucap Abdul Syahril.
Abdul mengatakan, memang penggiat motor kustom di Indonesia perlu mendapatkan dorongan guna meraih percaya diri tinggi. Keterlibatan juri-juri lokal dan asing di ajang Suryanation Motorland 2019 setidaknya bisa membuka pandangan bahwa karya mereka bukan hanya bisa dihargai oleh mata juri lokal, juga juri asing.
Di setiap daerah Suryanation Motorland memang membawa juri asing. Misalnya di Medan, mereka menghadirkan Samuel dari Abnormal Cycles, Italia. Di Palembang berganti jadi Michael Sosa dari Sosa Metalworks, Amerika Serikat, dan Kaichiroh Kurosu di Makassar.
Nantinya dua juri lain juga akan datang, seperti Winston Yeh (Rough Crafts -Taiwan) di Denpasar, dan Pete Pearson (Rocket Bobs Cycles-Inggris) di Surabaya. Nantinya kehadiran mereka bisa mengelevasi bukan saja karya-karya kustom anak Indonesia, juga mengelevasi kepercayaan diri mereka.
“Memang saat ini kustom culture kita belum bicara banyak di dunia internasional. Harapannya kami setidaknya bisa terdengar dan jadi kiblat culture juga,” sebut Erwan, Suryanation Motorland Committee.
(don)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saatnya Motor Kustom Indonesia Tampil Percaya Diri"
Post a Comment