
loading...
Yang berbeda, tahun ini Geneva Motor Show 2019 mulai memberikan tempat pada tren automotif baru yang tengah jadi pembicaraan masyarakat dunia, yaitu mobil terbang. Kehadiran mobil terbang di pameran automotif internasional saat ini tergolong jarang. Umumnya para pihak yang terlibat dalam proyek mobil terbang lebih memilih ajang Consumer Electronic Show (CES) di Las Vegas, Amerika Serikat sebagai tempat yang paling ideal untuk memperkenalkan mobil terbang buatan mereka.
Kini di ajang Geneva Motor Show 2019, sebuah perusahaan startup asal Belanda, PAL-V, menampilkan mobil terbang mereka yang dinamakan PAL-V Liberty Pioneer Edition. Berbeda dengan mobil terbang yang saat ini masih dalam bentuk purwarupa atau konsep, PAL-V sudah resmi menjual mobil terbang itu.
Baca Juga:
Mobil yang sudah dikerjakan sejak 1999 itu dibanderol harga USD599.000 atau setara Rp8,4 miliar. “Ada 90 unit mobil terbang yang kami jual. Mobil ini dibuat untuk 90 orang yang ingin membuat sejarah bersama kami. Mereka akan menjadi lini terdepan dalam revolusi mobilitas di mana mobil tidak hanya bisa di kemudikan, tapi juga diterbangkan keberbagai destinasi,” ujar CEO PAL-V Robert Dingemanse. Dia menambahkan, kedepannya PAL-V akan menghadirkan mobil terbang yang harganya lebih murah.
Rencananya mereka akan membuat PAL-V Liberty Sport Edition yang harganya mencapai USD399.000 atau setara Rp5,5 miliar. “Rencananya pengiriman akan dilakukan awal 2020,” jelas Robert Dingemanse. Dibandingkan dengan mobil terbang konsep lain yang dikembangkan oleh Audi, Airbus, dan Uber, PAL-V memilih teknologi berbeda.
PAL-V Liberty Pioneer Edition menggunakan teknologi autogiro atau gyroplane di mana agar mampu terbang mobil ini menggunakan baling-baling. Jadi, mobil ini tidak ubahnya seperti helikopter yang hadir dalam sebuah mobil. Menurut Chief of Engineer PAL-V Mike Stekelenburg, baling-baling mobil ini tidak digerakkan oleh mesin seperti halnya baling-baling di helikopter. PAL-V memasang sebuah motor listrik guna menggerakkan baling-baling.
Tenaga yang dihasilkan mesin justru di alihkan ke rotor mobil yang ada di bagian belakang. “Prinsip kerja gyroplane sangat ideal karena memudahkan mobil untuk dapat terbang dan dikendarai di jalan dengan mudah. Selain itu, regulasi yang berlaku buat autogiro saat ini lebih mudah dipenuhi ketimbang teknologi pesawat yang ada,” ujar Mike Steke lenburg.
Meski realisasi mobil terbang masih butuh waktu, beberapa industri pendukung automotif justru mulai bersiap untuk memberikan amunisi pelengkapnya. Masih di Geneva Motor Show 2019, Goodyear menghadirkan sebuah ban khusus yang mereka klaim cocok untuk digunakan di mobil terbang. Ban mobil terbang buatan Good year itu tidak terlihat seperti ban mobil yang ada pada umumnya. Ban mobil itu lebih tipis ketimbang ban mobil biasa karena memang tidak berisi udara.
Alih-alih ban tersebut terbuat dari serat khusus yang mampu adaptif dengan kondisi jalan dan di udara. “Ban biasa akan mengalami perubahan temperatur saat berada di langit. Ban ini akan mampu mengatasi kelemahan itu,” jelas Goodyear. Selain itu, ban tersebut juga memiliki fungsi unik lainnya yakni baling-baling. Ketika mobil siap-siap akan terbang, satu demi persatu ban mobil akan berubah posisi dari vertikal kehorizontal.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Industri Automotif Dunia Mulai Melirik Mobil Terbang"
Post a Comment